Profil & Sejarah HKBP

Sejarah HKBP

Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) resmi berdiri pada 7 Oktober 1861, berawal dari pekabaran Injil oleh para misionaris Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) dari Jerman. Empat misionaris pertama yang mengawali karya ini adalah Pendeta Carl Wilhelm Heine, Pendeta Johann Karl Klammer, Pendeta Friedrich Wilhelm Betz, dan Pendeta Gerrit van Asselt. Setahun kemudian, pada 1862, datanglah Pendeta Dr. Ludwig Ingwer Nommensen yang kemudian dikenal sebagai “Apostel Batak” karena jasanya dalam mengembangkan kekristenan di Tanah Batak.

Melalui pendekatannya yang menghormati budaya lokal dan kemampuannya memahami masyarakat Batak, Nommensen berhasil menanamkan iman Kristen yang berakar kuat. Gereja pertama didirikan di Huta Dame, Saitnihuta pada tahun 1864, diikuti dengan pendirian HKBP Pearaja yang kemudian menjadi pusat pelayanan HKBP hingga saat ini.

Pada tahun 1881, struktur gereja mulai dibentuk dengan pengangkatan Nommensen sebagai Ephorus pertama HKBP. Dari awal yang sederhana, HKBP telah berkembang menjadi gereja Protestan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan lebih dari 4,5 juta jemaat yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara di luar negeri.

Visi

HKBP gabe pasu-pasu di portibi on

(HKBP menjadi berkat bagi dunia)

Misi

Menjadikan Murid Kristus Pelaku Firman

  1. Beribadah kepada Allah Tri Tunggal Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan bersekutu dengan saudara-saudara seiman.
  2. Mendidik jemaat supaya sungguh-sungguh menjadi anak Allah dan warga negara yang baik.
  3. Mengabarkan Injil kepada yang belum mengenal Kristus dan yang sudah menjauh dari gereja.
  4. Mendoakan dan menyampaikan pesan kenabian kepada masyarakat dan Negara.
  5. Menggarami dan menerangi budaya Batak, Indonesia dan Global dengan Injil.
  6. Memulihkan harkat dan martabat orang kecil dan tersisih melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
  7. Membangun dan mengembangkan kerjasama antar gereja dan dialog lintas agama.
  8. Mengembangkan penatalayanan (pelayan, organisasi, administrasi, keuangan, dan aset) dan melaksanakan pembangunan gereja dan lingkungan hidup.

Kantor Pusat

Kantor Pusat HKBP terletak di Pearaja, sekitar 1 km dari pusat kota Tarutung, ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Kompleks kantor yang berdiri di atas lahan sekitar 20 hektar ini menjadi pusat administrasi dan koordinasi pelayanan HKBP di seluruh Indonesia dan luar negeri.

Di kompleks ini terdapat

  • Gedung Kantor Pusat HKBP
  • Museum HKBP yang menyimpan berbagai artefak bersejarah
  • Gereja HKBP Pearaja
  • Rumah Ephorus
  • Seminari Teologi HKBP
  • Perpustakaan Pusat HKBP

Lembaga di Bawah HKBP

Pendidikan

Kesehatan

Sosial Ekonomi

Bidang Pendidikan
image (3)
Bidang Kesehatan
image (4)
Bidang Sosial Budaya
image (5)
Bidang Perdamaian
image (6)
Scroll to Top