Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin gravida mauris ac odio efficitur, ut consequat sapien elementum.
Integer egestas nibh et justo suscipit, vel eleifend mauris molestie.
Integer egestas nibh et justo suscipit, vel eleifend mauris molestie.
Berita Terkini HKBP
Update Renungan Harian HKBP
Renungan Terkini
Renungan Harian HKBP | 4 Juni 2025
Doa Pembuka: Ya Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur atas kasih dan anugerah-Mu yang senantiasa melingkupi hidup kami. Saat, kami datang di hadapan-Mu dengan hati yang rindu untuk mengenal Engkau lebih dalam melalui firman-Mu. Kiranya Roh Kudus-Mu membimbing dan membuka mata hati kami untuk melihat kebenaran dan keindahan hikmat-Mu. Mampukan kami untuk tidak hanya memahami, tetapi juga mengalami sukacita yang Engkau tawarkan. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
Lukas 10:21
“Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.”
Saudara/i dalam Kristus Yesus, Firman Tuhan hari ini menunjukkan sukacita Yesus yang baru saja mendengar laporan dari ketujuh puluh murid yang diutus-Nya, yang kembali dengan sukacita karena melihat kuasa Tuhan bekerja melalui mereka (Lukas 10:17-20). Respons Yesus terhadap berita ini adalah luapan syukur yang mendalam kepada Bapa.
Yang menarik dari syukur Yesus adalah apa yang Ia syukuri. Ia bersyukur karena Tuhan menyembunyikan kebenaran ilahi dari “orang bijak dan orang pandai”, tetapi justru menyatakannya kepada “orang kecil”. Siapakah “orang bijak dan orang pandai” yang dimaksud Yesus? Mereka adalah orang-orang yang mengandalkan kecerdasan, pengetahuan, dan pemahaman duniawi mereka sendiri untuk memahami Tuhan. Mereka mungkin ahli Taurat, Farisi, atau filsuf yang merasa cukup dengan kebijaksanaan manusia.
Sebaliknya, “orang kecil” atau “anak-anak kecil” mengacu pada mereka yang rendah hati, yang mengakui keterbatasan mereka, dan yang bersedia menerima kebenaran Tuhan dengan iman yang sederhana. Mereka tidak mengandalkan kecerdasan mereka sendiri, tetapi bersandar sepenuhnya pada anugerah Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang terbuka dan mau diajar.
Pesan penting dari ayat ini adalah bahwa pengenalan akan Tuhan dan kerajaan-Nya bukanlah soal kemampuan intelektual atau status sosial. Bukan pula soal seberapa banyak gelar yang kita miliki atau seberapa tinggi pendidikan kita. Sebaliknya, wahyu ilahi diberikan kepada mereka yang memiliki sikap hati yang benar. Tuhan tidak memilih siapa yang “layak” berdasarkan standar dunia, melainkan berdasarkan kerendahan hati dan kesediaan untuk menerima anugerah-Nya.
Ini adalah kabar baik bagi kita semua! Kita tidak perlu merasa tidak mampu atau tidak cukup pintar untuk memahami Tuhan. Yang dibutuhkan adalah hati yang merendah, yang haus akan kebenaran-Nya, dan yang percaya pada apa yang dinyatakan-Nya. Ketika kita datang kepada Tuhan dengan hati yang seperti anak-anak, dengan kepercayaan penuh, Ia akan mengungkapkan kebenaran-Nya kepada kita.
Mari kita merenungkan: Apakah kita datang kepada Tuhan dengan hati yang rendah hati, seperti “orang kecil,” ataukah kita terkadang mengandalkan pemahaman atau pengalaman kita sendiri? Ingatlah, sukacita sejati dalam Tuhan datang ketika kita membuka diri untuk wahyu-Nya yang sederhana namun mendalam, yang seringkali tersembunyi dari kesombongan dunia.
Doa Penutup: Ya Tuhan, Bapa kami yang di surga, kami bersyukur atas firman-Mu hari ini. Terima kasih karena Engkau tidak memilih berdasarkan kebijaksanaan dunia, melainkan Engkau menyatakan diri-Mu kepada mereka yang memiliki hati yang rendah hati. Ampunilah kami jika terkadang kami terlalu mengandalkan akal budi kami sendiri dan melupakan kerendahan hati yang Engkau inginkan. Mampukanlah kami melalui Roh Kudus, untuk senantiasa memiliki hati yang seperti anak-anak, yang bersedia diajar, yang percaya, dan yang menerima wahyu-Mu dengan sukacita. Biarlah kami tidak pernah merasa terlalu bijak atau terlalu pandai untuk belajar dari-Mu. Penuhi hati kami dengan sukacita yang meluap karena mengenal Engkau, ya Tuhan langit dan bumi. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.
Renungan Harian HKBP | 3 Juni 2025
Salam sejahtera buat kita semua, Kasih Tuhan kiranya selalu bersama kita hari ini, menuntun kita ke jalan kebenaran-Nya, agar kita selalu bersiap diri untuk menjadi pewaris kerajaan-Nya kelak. Bagaimanapun keadaan kita hari ini, tetaplah bersandar kepada Tuhan karena Dia mampu memberi kekuatan bagi kita. Mari kita mendekatkan diri kepada-Nya melalui Firman-Nya yang akan kita dengar hari ini, kita saat teduh sejenak.
Doa Pembuka: Dalam kerendahan hati kami kembali mengucap syukur dan menyampaikan puji-pujian kami kepada-Mu ya Allah Bapa yang Mahakuasa, karena kasih setia-Mu yang kami terima hingga hari ini. Semuanya itu, bukanlah karena kesetiaan kami, tapi semata oleh pengasihan-Mu yang besar. Kami tahu, kami adalah manusia pendosa, kami mohon pengasihan-Mu untuk mengampuni segala dosa pelanggaran kami, agar kami berkenan di hadapan-Mu. Kami ingin mendengar Firman-Mu hari ini, buka hati dan pikiran kami melalui Roh-Mu, agar kami dapat mengerti dan melakukan perintah-Mu demi keselamatan kami. Di dalam Nama Putra-Mu yang tunggal Tuhan Yesus Kristus penebus kami, kami berdoa kepada-Mu. Amin.
Renungan kita hari ini Selasa 03 Juni 2025, tertulis dalam
Mikha 7 : 18
Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kita pasti percaya sepenuhnya, bahwa Allah kita adalah Allah yang Mahakasih, yang selalu mengampuni dosa dan memaafkan pelanggaran-pelanggaran setiap orang yang mau bertobat meninggalkan dosa-dosanya. Jika tidak demikian, atau, jika Dia selalu memperhitungkan segala keberadaan ataupun perlakuan-perlakuan umat-Nya, tentu kita tidak berhak menerima kasih setia-Nya sampai hari ini. Mikha dalam renungan kita hari ini, menyerukan pertobatan kepada Israel dan Yehuda pada masa nubuatannya, karena mereka telah meninggalkan Allah melalui perlakuan-perlakuan yang bertentangan dengan kehendak-Nya, seperti penindasan kepada orang-orang miskin, penyelewengan terhadap hukum maupun ritual peribadatan yang tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh atau dalam perikop kita kali ini dituliskan bahwa, terjadi kemerosotan akhlak Israel. Dalam situasi seperti itu Mikha memohon kepada Allah di dalam doanya, agar kiranya Allah bermurah hati mengurungkan murka-Nya atas umat-Nya itu. Kiranya keadilan-Nya dinyatakan dan janji keselamatan-Nya tetap diberlakukan, seperti ketika Allah membebaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir. Dalam doanya Mikha menyatakan kepada Allah: ”Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milikNya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?”
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3 : 23). Itulah penghiburan bagi setiap orang percaya. Allah penolong bagi umat yang setia sekalipun mungkin dunia menganggapnya kecil. ”Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” demikian nubuatan Mikha. (Mikha 5 : 1). Nubuatan itu telah digenapi Allah, seluruh umat-Nya telah memperoleh keselamatan di dalam Anak-Nya yang lahir di Betlehem, sebagai bukti bahwa Allah kita itu Mahakasih, Pengampun dan tidak bertahan dalam murka-Nya. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3 : 16). Yesus, kita patut percaya kepada-Nya, karena Dialah jalan keselamatan satu-satunya, dalam Dia kasih setia Allah telah dinyatakan. Lakukanlah pertobatan hari ini juga, agar engkau beroleh pengampunan. Sebab Allah telah menyatakan kasih-Nya kepada kita: Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu (Yesaya 43 : 25). Amin.
Doa Penutup: Terima kasih atas firmanMu ya Allah, Engkau telah menguatkan iman percaya kami bahwa Engkaulah Allah yang Mahakasih, Pengampun atas dosa-dosa kami. Terima kasih karena Engkau telah menggenapi janji keselamatan-Mu di dalam Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus juruselamat kami. Kuatkan kami untuk semakin setia kepada-Mu agar kami mampu menjauhkan segala larangan-Mu sehingga terhindar dari segala dosa. Ampunilah segala kelemahan kami dan tuntun kami untuk bertobat, di dalam Nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Anugerah Tuhan Yesus Kristus dan Kasih Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus menyertai kita sekalian. Amin.
Renungan Harian HKBP | 2 Juni 2025
Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa!
Doa Pembuka: Bapa yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk penyertaan dan kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Saat ini ya Tuhan, sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu akan menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini tertulis dalam:
Roma 11 : 33
“O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya.”
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, seberapa sering kah kita bertanya kepada diri kita sendiri mengenai “mengapa semua hal di dalam hidup kita ini bisa terjadi?” Terkadang ada masa dimana kita heran dan mungkin bertanya-tanya, ketika kita menginginkan “a” yang terjadi malah “b”. Ketika kita mengira besok hari akan menerima “a”, ternyata kita terima “b”. Bahkan ketika seseorang sangat yakin akan segera bersukacita, dengan secepat itu ternyata yang dia terima kemudian adalah dukacita. Jika terjadi demikian, maka akan sangat mungkin muncul pertanyaan tadi yang mengatakan “mengapa ini semua bisa terjadi? Mengapa Tuhan izinkan ini terjadi?” Secara sederhana, kita harus tau satu hal yaitu kita selalu dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua hal dalam hidup ini bisa kita mengerti, bahkan ada lagu rohani yang menuliskan situasi ini dengan kalimat “banyak perkara yang tak dapat kumengerti, mengapa kah harus terjadi di dalam kehidupan ini?” Akan tetapi, di tengah ketidakmengertian itu lah kita harus mempercayai Dia yang mengerti dan tahu akan segalanya, yaitu Allah.
Itu juga lah yang bisa kita lihat dalam nats yang menyapa kita saat ini, dimana Paulus dalam perenungannya sangat-sangat berpikir dan bahkan heran bagaimana Allah merancang karya keselamatannya; bagaimana Allah bekerja dari dahulu hingga sekarang; bagaimana Allah berkarya bukan hanya kepada bangsa Israel tapi juga kepada bangsa-bangsa lain; dan bagaimana Allah tetap berkarya di tengah dinamika manusia yang sering berubah-ubah. Ketika Paulus memikir-mikirkan semua hal yang luarbiasa itu, ia tidak berusaha untuk menyusun sebuah jawaban yang bernada logis atau menyusun sebuah argumen, akan tetapi Paulus sampai kepada titik dimana ia dengan spontan memuji dalam kekaguman dengan mengatakan, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya.”
Saudara/i yang terkasih, kita tahu bahwa Paulus dalam perjalanan pelayanannya adalah seseorang yang telah melewati banyak penderitaan, penolakan, kontra dan banyak hal. Paulus mungkin merenung akan hal itu juga, sehingga ia sampai pada titik dimana ia sangat percaya bahwa Allah tetap dapat dipercaya, bahkan ketika jalan-Nya tidak bisa diselami dan dimengerti. Dari nats ini kita bisa melihat bahwa jalan-jalan Allah, keputusan-keputusanNya sering kali tidak sesuai dengan logika kita manusia. Pasti kita telah pernah merasakan bahwa ada sebuah keputusanNya yang kita terima tampak tidak masuk akal bagi kita, tapi ternyata merupakan bagian dari rencana yang baik untuk kita. Seperti di awal renungan ini tadi, kita berharap kita mendapat “a” karena kita rasa itu yang paling baik untuk kita, dan ternyata kita menerima “b” karena memang itu yang terbaik untuk kita menurut hikmat, kekayaan, dan pengetahuan Allah. Maka Paulus mengajak kita melalui nats ini untuk menyadari bahwa kita ini adalah manusia yang terbatas, sedangkan Allah yang kita percayai adalah tidak terbatas.
Saudara/i yang terkasih, Paulus dalam nats ini mengajak kita untuk melihat bahwa Allah jauh lebih besar dari semua pertanyaan yang bisa keluar dari kita. Dan di tengah dunia kita yang selalu berubah ini, akan semakin banyak hal yang mungkin tidak kita mengerti. Sebagai orang percaya, kita tidak selalu dipaksa harus memahami semua, ada kalanya dimana kita cukup mengagumi dan mempercayai Dia, Allah yang tak terselami. Sebagai orang percaya, kita harus tetap mengimani bahwa Allah lah yang lebih tahu mana yang terbaik untuk kita, karena apa? Karena kita adalah ciptaanNya. Mari kita menikmati setiap rencana, setiap karya, setiap keputusanNya yang berasal dari hikmat, kekayaan dan pengetahuanNya yang tidak bisa kita selami. Nats ini adalah ajakan untuk kita supaya selalu mensyukuri setiap karya dan keputusan Allah, sehingga kita akan takjub, berserah, dan kemudian memuji Allah yang luar biasa. Seruan kita hendaknya sama dengan Paulus dalam nats ini. Allah yang lebih tahu mana yang terbaik. Allah yang kita sembah akan tetap dapat dipercaya, walau jalanNya tak terselami dan keputusanNya tidak bisa kita mengerti. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu. Ajar kami ya Tuhan untuk selalu mengerti bahwa keputusan dan jalanMu adalah yang terbaik yang berasal dari hikmat, kekayaan dan pengetahuanMu. Ajar kami juga ya Tuhan agar selalu mampu menerima keputusan dan jalanMu sekalipun itu terkadang diluar kemampuan dan pikiran kami. Biarlah rohMu ya Tuhan menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Renungan Harian HKBP | Epistel | 1 Juni 2025
Shalom!
Firman Tuhan yang menjadi Nats Epistel bagi kita pada Minggu ini, tertulis pada
Wahyu 22: 12-21
“Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir. Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar. “Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.” Roh dan pengantin perempuan itu berkata: “Marilah!” Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: “Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.” Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: “Ya, Aku akan datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus! Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.”
Jemaat yang dikasihi oleh Kristus Yesus, nubuatan yang tertuang di dalam kitab Wahyu ini hendak menyatakan dengan tegas tentang Kerajaan, Kekuasaan, dan Kemuliaan Allah yang digenapi di dalam Kristus Yesus. Dalam Wahyu 22 ini dinyatakan bahwa Kristus akan datang kembali untuk menyatakan keadilan Allah. Setiap orang yang setia dan taat kepadaNya menerima kehidupan yang kekal dan hal tersebut diberikan tanpa imbalan apapun. Namun demikian, hal yang sebaliknya juga berlaku. Kristus juga akan datang bagi orang yang menyimpang dari jalanNya dan lebih memilih hidup dalam kuasa berhala untuk menerima hukuman dan pembalasan Allah.
Jemaat yang dikasihi oleh Kristus Yesus, wahyu yang ditulis oleh Yohanes melalui hikmat di dalam Tuhan Yesus ini ditujukan untuk menghibur dan menguatkan umat yang diterjang dengan berbagai pencobaan bahkan penganiayaan. Berbagai bentuk kejahatan semakin kuat menguasai kehidupan umat sehingga imannya kepada Yesus Kristus semakin goyah. Namun demikian, wahyu ini dengan tegas mengatakan bahwa Allah memperhatikan segala sesuatunya. Allah akan tetap memerintah di atas segala-galanya di dalam Kristus Yesus untuk menghentikan segala penderitaan tersebut dan membalaskan segala bentuk kejahatan tersebut. Allah sebagai Sang Pencipta, Sang Pemilik, dan Sang Pemegang Kendali Utama akan datang untuk mengadili segala sesuatu menurut perbuatannya. Semua hal yang dituliskan dalam kitab Wahyu ini tidak dapat diganggu gugat oleh apapun, siapapun, dan bagaimanapun.
Jemaat yang dikasihi oleh Kristus Yesus, di dalam perziarahaan kehidupan kita di tengah-tengah dunia ini, kita mengakui bahwa hanya Allah saja yang berkuasa penuh di atas segala-galanya. Namun demikian, kita juga menyadari bahwa kita sering dikecohkan dengan yang kita lihat dan dengar di sekitar kita. Kita dikecohkan dengan hal-hal yang mengalihkan kita dari kuasa Allah. Seakan-akan kuasa-kuasa duniawi tersebut mampu mengalahkan kuasa Allah. Nyatanya, jangankan mengalahkan, untuk menyeimbangkannya saja, kuasa-kuasa tersebut tidak mampu menyeimbangkan kuasa Allah. Oleh karena Allah sajalah yang menciptakan segala sesuatunya yang ada di dunia ini. Seperti wahyu yang dituliskan Yohanes bahwa Kristus adalah Alfa dan Omega, yakni Awal dan Akhir. Artinya, tidak ada kuasa manapun yang mengatasi Allah di dalam Kristus Yesus. Amin.
Renungan Harian HKBP | Evangelium | 1 Juni 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, itulah yang menyertai hati dan pikiranmu. Di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.
Shalom!
Jemaat yang dikasihi oleh Kristus Yesus, kita akan mendengarkan Firman Tuhan yang tertulis di dalam
Mazmur 97: 1-12.
“TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya. Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan-Nya sekeliling. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar. Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. Semua orang yang beribadah kepada patung akan mendapat malu, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala allah sujud menyembah kepada-Nya. Sion mendengarnya dan bersukacita, puteri-puteri Yehuda bersorak-sorak, oleh karena penghukuman-Mu, ya TUHAN. Sebab Engkaulah, ya TUHAN, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah. Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.” Demikianlah Firman Tuhan. Syukur kepada Allah.
Jemaat yang dikasihi oleh Kristus Yesus, Firman Allah yang kita renungkan pada hari Minggu ini memiliki topik yang sama dengan judul nats yang kita bacakan, yakni Tuhan adalah Raja. Ketika mendengar topik Minggu ini, tentunya tidak ada sanggahan dari kita dan kita juga dengan penuh sukacita mengakui bahwa Tuhan adalah Raja. Namun demikian, seringkali kita melewatkan perkara-perkara yang lebih mendalam dari pengakuan akan Tuhan yang menjadi Raja bagi kita dan seluruh umat. Perkara-perkara itulah yang akan bersama-sama kita renungkan melalui Firman yang kita baca dalam Kitab Mazmur hari ini.
Jemaat yang dikasihi oleh Kristus Yesus, ketika kita mengakui bahwa Tuhan Allah adalah Raja maka ada 3 hal mendasar yang perlu kita pahami secara mendalam. Pertama, dengan mengakui bahwa Tuhan adalah raja berarti kita mengakui akan Kerajaan-Nya. Tidak mungkin kita menyebut Allah sebagai Raja jika Ia tidak memiliki Kerajaan. Kita mengimani bahwa Allah adalah raja di atas segala raja dan Kerajaan-Nya tidak hanya ada di Sorga namun juga ada di tengah-tengah dunia ini. Namun demikian, kita perlu memahami bahwa kerajaan yang dimaksud bukan perkara sebuah bangunan yang tampak oleh penglihatan kita. Kerajaan Allah jauh melampaui bangunan yang fana, ia ada sejak mulanya, sekarang, dan selama-lamanya. Kedua, dengan mengakui bahwa Tuhan adalah Raja maka kita juga mengakui akan kekuasaan dan kedaulatan Allah. Ketika seorang raja memimpin, ia tentunya memiliki kekuasaan dan kedaulatannya. Allah pun demikian. Kedaulatan dan kekuasaan Allah bersifat mutlak, kekal, dan tidak tertandingi oleh apapun. Ia yang menciptakan segala sesuatunya, Ia yang berkuasa penuh di atas segala sesuatunya dan Ia yang memelihara dan membinasakan ciptaanNya menurut keadilanNya. Allah adalah raja di atas segala raja yang memerintah di bumi ini. Ketiga, ketika kita mengakui bahwa Tuhan adalah Raja maka kita pun mengakui kemuliaanNya. Jika seseorang terpilih menjadi raja, maka ia terpilih maupun dipilih dengan suatu alasan dan tujuan tertentu. Akan tetapi, Allah menjadi raja bukan karena manusia yang memilih atau bukan karena atas usaha manusia. Allah sudah menjadi raja sejak awal dan Ia akan tetap menjadi raja sampai selama-lamanya. Inilah yang membuat segala sesuatunya menjadi tunduk, gemetar, dan takluk di hadapan Allah. Ketiga hal tersebutlah yang menjadi renungan mendalam bagi kita untuk mengimani bahwa Tuhan adalah Raja.
Jemaat yang dikasihi oleh Kristus Yesus, Firman Tuhan dalam Mazmur 97 ini menyuarakan kembali kerajaan, kekuasaan, dan kemuliaan Allah yang telah dan tetap dinyatakan kepada kita selaku umatNya. Allah akan memerintah segala yang diciptakannya menurut keadilan dan kebenaranNya. Umat yang percaya dan mau menyembah Allah dengan ketaatan dan kesetiaan akan dikaruniai dengan terang dan sukacita sehingga kehidupannya juga menjadi bagian dari kerajaan, kekuasaan dan kemuliaan Allah. Akan tetapi, umat yang masih dan lebih memilih hidup dalam kefasikan, lebih bersandar pada kuasa lain, dan lain sebagainya akan mendapat pembalasan menurut keadilan Allah. Pemazmur mengatakan bahwa kefasikan, tidak setia dan lain sebagainya akan mendapat malu di hadapan Allah. Oleh karena dirinya lebih menaruh imannya pada hal yang berasal dari dunia seakan-akan kuasa tersebut mampu menandingi kuasa Allah. Padahal, tidak ada yang mampu menandingi bahkan menyeimbangkan kedudukan Allah sebagai raja.
Jemaat yang dikasihi oleh Kristus Yesus, mari kita dengan lebih seksama membaca Mazmur 97 ini. Dalam ayat 1 dinyatakan bahwa Tuhan adalah Raja dan oleh karenanya sudah selayaknya bumi bersorak-sorak bahkan lebih spesifik lagi disebutkan bahwa banyak pulau bersukacita karenaNya. Hal tersebut menyatakan bahwa Kerajaan, Kekuasaan, dan Kemuliaan Allah layak menjadi sukacita yang besar dan akan dinyatakan ke seluruh penjuru bumi. Tidak ada yang terluput dan tersembunyi di hadapanNya. Kita juga diingatkan untuk mengasihi Tuhan dengan lebih sungguh dengan satu hal yang tidak terlepas, yakni menjauhi kejahatan. Jadilah umat yang dengan sungguh mengasihi Allah dengan melakukan segala sesuatu sesuai kehendakNya. Segala yang jahat harus kita jauhi dari dalam kehidupan kita. Lakukanlah semua dengan ketulusan hati. Percayalah bahwa terang dan sukacita Allah akan melingkupi kehidupan orang-orang yang dengan tulus, setia dan taat mengasihiNya. Lalu pada ayat terakhir ditutup dengan perintah agar kita menyanyikan nyanyian syukur bagi Allah atas kerajaan, kekuasaan, dan kemuliaanNya. Nyanyian syukur tersebut bukanlah perkara nada, syair, atau ketukan semata namun sikap hati dan keteguhan hati untuk percaya penuh bahwa Tuhan adalah Raja sejak semula, kini dan selama-lamanya. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! Ya Allah, Sang Empunya Kerajaan, Kekuasaan, dan Kemuliaan, kami memuji dan memuliakan namaMu. KebesaranMu tidak tertandingi oleh apapun. Kami menyadari bahwa atas kemuliaanMulah kami dimampukan untuk mendengar dan memahami FirmanMu pada hari ini. Kami pun menyadari bahwa kami begitu lemah dalam mengakui keagunganMu di dalam kehidupan kami. Kami masih sering dikecohkan dengan hal-hal di dunia ini yang membuat kami tidak dengan sungguh taat dan setia menyembah Engkau. Ampunilah kelemahan kami. Biarlah Engkau tetap meneguhkan kami untuk lebih mengimani bahwa Engkau adalah Raja di atas segala raja. Di dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus, kami naikkan doa dan pujipujian ini. Amin.
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kamu sekalian. Amin.
Renungan Harian HKBP | Jumat, 23 Mei 2025
Doa Pembuka: Bapa kami yang di Surga, terpujilah Engkau yang telah memelihara kehidupan kami hingga saat ini. Terimakasih atas setiap berkat dan karunia yang senantiasa Engkau limpahkan kepada kami. Kami bersyukur atas kasih karunia yang boleh kami nikmati sampai saat ini, terlebih atas Firman-Mu yang hendak kami dengarkan. Tuntun serta bimbinglah hati dan pikiran kami supaya Firman-Mu yang hendak kami renungkan juga akan kami hidupi. Biarlah Roh-Mu yang kudus senantiasa berdiam dalam hidup kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Matius 9: 22
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, jika kita membaca nats renungan kita hari ini, kisah seorang perempuan yang disembuhkan Yesus dari penyakit pendarahan selama dua belas tahun. Singkatnya, pada saat itu Yesus sedang berjalan menuju rumah seorang kepala Ibadat yang memohon kepada Yesus untuk membangkitkan anaknya yang meniggal. Di perjalanan perempuan yang menderita pendarahan tersebut dengan berani menyentuh ujung jubah Yesus, dengan harapan menerima kesembuhan dari tindakannya tersebut. Dari kisah singkat ini, tentang keyakinan dan keberanian perempuan tersebut, dan bagaimana Yesus merespon dia, kita dapat belajar banyak tentang iman dan kerendahan hati.
Pertama, jelas dan dapat dipastikan bahwa iman kita yang teguh kepada Kristus Yesus akan menyelamatkan kita. Yesus begitu menghargai iman yang dimiliki perempuan tersebut. Ini dapat kita lihat dari respon yang diberikan oleh Yesus. Yesus tidak marah karena dia menyentuh jubahnya saat dikeramaian atau saat terburu-buru menuju rumah kepala rumah ibadat. Namun sebaliknya, Yesus berpaling dan mencari dia, memandang dan menghampirinya. Hal ini juga pastinya sudah dan akan dilakukan Yesus kepada kita. Yesus melihat dan mengetahui seluruh yang ada dalam hati kita, yang bahkan sering enggan untuk kita sampaikan dan mohonkan kepada-Nya. Yesus akan melihat jelas iman kita yang mencari Dia dengan kerendahan hati.
Kedua, iman yang teguh dan besar sekalipun hanya akan menjadi iman tanpa buah dan hasil apabila tanpa tindakan. Keberanian perempuan tersebut mengeksekusi apa yang dia percayai membuahkan hasil yang bahkan tidak masuk prediksi. “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh” (ayat 21) jika hanya dipikirkan saja tentu tidak akan berbuah apa-apa. Namun, keberanian menghentikan rombongan Yesus yang sedang menuju rumah kepala rumah ibadat mempunyai kosekuensi yang sangat besar. Keberanian menerima apapun konsekuensi dan dengan kerendahan hati. Bukan, harus bertemu langsung dan berbicara menyampaikan permohonan pada Yesus. Tidak harus dijamah langsung oleh-Nya, tidak harus didatangi oleh-Nya. Namun, iman yang besar yang tindaklanjuti tersebut membuahkan kesembuhan persis seperti yang diyakini.
Namun, yang ketiga saudara-saudari, berbicara tentang iman yang besar menyelamatkan kita dan kerendahan hati. Tentu kita juga harus dengan rendah hati berserah kepada kehendak terbaik dari-Nya. Jika iman yang “besar” berkata akan menyelamatkan kita, iman yang besar akan mengabulkan permohonan kita. Maka iman yang “benar” akan meneguhkan hati kita walau pemohonan kita belum terkabul sesuai harapan kita. Iman yang “benar” akan menuntun kita pada kerendahan hati berserah pada kehendak Bapa, bukan malah meninggalkan-Nya saat harap kita tidak terkabul. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Bapa atas firman Mu yang telah meneguhkan hati dan iman percaya kami pada-Mu. Tuntunlah kami agar senantiasa berserah pada kehendak-Mu saja. Dan ajarlah kami supaya kami menjadi pribadi yang berani bertindak seturut kehendak-Mu yang kami Imani. Kiranya Roh Kudus-Mu yang berdiam dalam hidup kami, agar kami tetap setia pada terang Kasih-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Renungan Harian HKBP | Kamis, 22 Mei 2025
“Pemeliharaan di Tengah Penderitaan”
Doa Pembuka: Mari kita bersatu dalam doa. Tuhan yang Mahakasih dan Mahakuasa, di hari ini, kami datang ke hadapan-Mu dengan penuh syukur atas rahmat Tuhan yang menyertai kehidupan kami hingga saat ini. Saat ini, kami mau diam sejenak, membuka hati dan telinga kami untuk mendengar suara-Mu. Berfirmanlah, ya Tuhan. Biar firman-Mu menenangkan, menguatkan, dan membangkitkan harapan dalam diri kami. Kami siap mendengar, kami siap dikuatkan. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.
Amang/inang saudara/I yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan yang menyapa kita hari ini diambil dari
Ayub 10:12
“Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku.”
Hari ini, kita merenungkan sebuah kalimat yang lahir dari penderitaan, tetapi juga penuh makna pengharapan. Ayub, yang tengah berada di titik terendah dalam hidupnya—kehilangan harta, kehilangan anak-anaknya, ditinggalkan oleh teman dan merasa ditinggalkan Tuhan— Dia menyuarakan sebuah pengakuan yang mengejutkan: Dia justru mengaku “Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku.”
Bukankah ini sebuah hal yang berlawanan? Di tengah penderitaannya yang nyaris tak tertahankan, Ayub masih melihat jejak kasih Tuhan. Di tengah kesedihan dan keluh kesahnya, ia masih mampu mengakui bahwa Allah telah memberikan hidup, kasih setia, dan pemeliharaan.
Inilah rahasia iman yang sejati—iman yang tidak dibangun di atas kenyamanan, tetapi justru diuji dan dimurnikan dalam penderitaan. Ayub tidak menyangkal realitas getir hidupnya, dia tidak menyangkal bahwa hidupnya penuh dengan kepahitan. Ia tidak memaksakan senyum di tengah tangis. Namun, di tengah segala yang tampak hancur, Ayub melihat bahwa masih ada kasih setia Tuhan yang tak pernah benar-benar pergi, ini adalah bukti bahwa Allah tetap bekerja.
Barangkali, amang/inang, saudara/I yang dikasihi Tuhan, hari ini kita pun sedang berjalan dalam lembah gelap, atau mungkin sedang berjalan dalam ruang sempit yang menyesakkan kita. Mungkin kita lelah, duka datang silih berganti, dan kita bertanya-tanya dalam hati kita, “Di manakah Tuhan?” Tetapi firman Tuhan hari ini mengajak kita berhenti sejenak dan menengok ke dalam hidup kita: Kita mau diajak untuk melihat bahwa rahmat Tuhan dalam hidup kita tetap nyata, melihat ada begitu banyak tangan-tangan yang membantu kita. Dan melihat bahwa sampai detik ini, Tuhan senantiasa menguatkan kita untuk terus bangkit. Kita mau melihat bahwa walau dalam detik demi detik kehidupan kita tantangan terus ada, tapi dalam detik demi detik itu pula kasih setia Tuhan dan pertolongan-Nya nyata dan menemani kehidupan kita. Itulah kasih setia Tuhan. Itulah pemeliharaan-Nya yang tak kelihatan tapi nyata. Ia tidak selalu mengangkat kita keluar dari badai, tapi Ia menyertai kita melewati badai.
Mari, amang/inang, saudara/i yang dikasihi Tuhan, dalam pergumulan kita hari ini, kita belajar seperti Ayub: mengakui bahwa sekalipun hidup terasa berat, kasih Tuhan tetap bekerja. Dan di sanalah kita menemukan kekuatan untuk terus berjalan. Amin.
Doa Penutup: Tuhan yang setia, terima kasih karena Engkau telah berbicara kepada kami hari ini. Kami bersyukur, sebab meski hidup tidak selalu mudah, kasih setia-Mu tetap nyata. Ajari kami untuk melihat penyertaan-Mu, bahkan di tengah tantangan. Tolong kami untuk tetap percaya, meski tak semua pertanyaan memiliki jawaban. Kuatkan langkah kami hari ini, dan mampukan kami berjalan bersama-Mu. Dalam kelemahan kami, kiranya kuasa-Mu nyata. Terima kasih, Tuhan. Kami menyerahkan hari ini ke dalam tangan-Mu.
Di dalam nama Tuhan Yesus, harapan kami yang hidup, kami berdoa.
Amin.
Renungan Harian Marturia HKBP | Selasa, 20 Mei 2025
Kasih Tuhan Memenuhi Bumi
Bapak/Ibu/Saudara/I yang dikasihi oleh Tuhan, kita bersyukur atas penyertaanNya bagi kita. Sebagai bentuk rasa Syukur kita, marilah kita bersekutu dengan Tuhan melalui Firmannya. Sebelum kita mendengar Firman Tuhan. Marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Ya Allah Bapa sumber kasih, kami bersyukur untuk hari yang kau berikan kepada kami, untuk kasih Setia-Mu yang selalu baru setiap pagi, Engkau memberikan kesempatan bagi kami untuk mendengar suaraMu melalui firman yang menjadi landasan bagi kami untuk melakukan segala aktifitas kami satu hari ini. Kiranya RohMu yang memperlengkapi kami, agar kami tak hanya mendengar tetapi memahami kehendakMu serta melakukannya dengan setia. Dalam nama Yesus kami berdoa amin.
Mazmur 119:64
“Bumi penuh dengan kasih setiaMu Ya Tuhan, ajarkanlah ketetapan-ketetapanMu kepadaku”
“Gok asi ni roham do tano on, ale Jahowa, sai podahon ma tu ahu angka aturanMi”
Seorang anak laki-laki merasa sangat sedih karena pensil kesayangan pemberian ayahnya patah. Ia pun menangis kepada ayahnya, ia takut dimarahi. Ternyata Ayahnya tidak marah. Ayahnya dengan sabar menajamkan pensil itu hingga tajam kembali, lalu berkata, “Nak, pensil yang patah dapat menjadi tajam kembali asalkan kamu mengasahnya”. Begitu juga hidup kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan saat kita ‘patah.’ Kasih-Nya selalu ada, seperti udara yang menyelimuti bumi.”
Kita patut bersyukur atas kasih setia Tuhan yang tidak terbatas. Ia adalah Tuhan yang berkuasa di bumi ini, dengan kuasanya jugalah ia menunjukkan kasihNya yang tak berkesudahan itu. Kasih SetiaNya memenuhi bumi yang menjadi tempat kita tinggal, tidak hanya kepada manusia namun juga kepada seluruh ciptaanNya. Hanya saja sering sekali manusia itu yang tidak menunjukkan kasihnya untuk bumi dan alam ciptaan Tuhan. Bukankah itu sesungguhnya telah melanggar ketetapan Allah? Maka Melalui nats ini, setidaknya ada 3 poin penting yang dapat menjadi perenungan bagi kita.
1. Kasih Tuhan Tak Pernah Gagal dan Tak Berkesudahan
Mazmur 119:64 mengingatkan kita bahwa bumi “penuh” dengan kasih setia Tuhan. Ini berarti bahwa di mana pun kita berada, apapun seituasinya, Ketika kita sukses atau Ketika kita gagal, Kasih-Nya menyertai kita.
2. Belajar dari ketetapan-ketetapan-Nya
Pemazmur tidak hanya memuji kasih Tuhan, tetapi ia juga meminta untuk diberi hikmat mempelajari “ketetapan Tuhan”. Ini berarti kasih setia Tuhan itu bukan sekadar kesenangan semata, tetapi kasih SetiaNya menjadi panggilan bagi kita untuk hidup taat. Sebab Allah setia maka kita pun haruslah setia. Bertanggungjawab untuk melestarikan semua ciptaan Allah merupakan salah satu bentuk ketaatan kita terhadap ketetapan dan firman Allah. Kita haruslaah taat akan FirmanNya Sebab, kita di dalam kuasa firman Allah lah kita bertumbuh.
3. Percaya dan bersyukur
Di tengah dunia yang sering kali tampak mengkhawatirkan, kita diingatkan bahwa bumi ini penuh dengan kebaikan Tuhan. Mata kita mungkin lebih mudah melihat ketidaksempurnaan, tetapi iman membantu kita melihat kasih-Nya yang tak terbatas.
Lihatlah sekelilingmu hari ini: Ada sinar matahari, udara segar, atau seseorang yang tersenyum kepada Anda—ini adalah tanda-tanda kasih Tuhan.Bersyukurlah, untuk hal-hal kecil, karena tangan Tuhan bekerja di dalamnya. “Carilah hikmat” ungkapkan dalam hatimu “Tuhan, ajarilah aku untuk hidup sesuai dengan Firman-Mu di dunia yang sering mengabaikan kasih-Mu.”
Kita memiliki Bapa di Surga yang kasih-Nya memenuhi bumi. Oleh karena itu, jangan takut ketika hidup terasa hancur, karena kasih Tuhan senantiasa meyertai dan memampukan kita untuk menjadi lebih kuat oleh karena kemuliaan-Nya. Amin.
Doa Penutup: Kita Berdoa! Syukur bagi mu ya Allah, Engkat mengingatkan kami hari ini bahwa kasih-Mu lebih besar daripada semua masalah kami. Ajarilah kami untuk hidup setia sesuai dengan ketetapan-Mu yang sempurna. Kiranya Roh Kudus memampukan kami melakukan yang seturut dengan perintahmu. Kiranya Engkau yang menyertai kami sepanjang hari ini, Engkau yang menguatkan para jemaat yang sedang menghadapi pergumulan, yang sedang berduka engkau berikan penghiburan, yang sakit engkau berikan kesembuhan. Kami yakin dan percaya akan kasih Mu yang tidak terbatas itu. Dalam Nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.